Selasa, 01 Juli 2008

Agung Tri laksono


Modalnya saat pertama menjalankan bisnis Tianshi hanya brosur-brosur, buku dan informasi lainnya yang semuanya dalam bahasa cina. Tapi bukan Agus namanya jika ia menyerah hanya karena kendala keil seperti itu. Jatuh bangunnya di berbagai usaha yang pernah dirintisnya sejak ia lulus kuliah dari sebuah perguruan tinggi di Malang, juga telah semakin mematangkan dirinya sebagai lelaki yang tangguh. Ia bahkan pernah berjualan es cendol di pasar tanah abang ketika pertama kali hijrah ke Jakarta setelah usaha yang dirintisnya di Surabaya bangkrut.Agus mulai menjalankan bisnis Tianshi setelah berhasil meyakinkan dirinya sendiri, tentu saja setelah yakinpun perjuangan masih berat. Tapi Agus pantang menyerah.Kini, lelaki berwajah ramah ini tinggal menikmati buah perjuangannya. Ia sudah memiliki beberapa rumah di Jakarta dan Surabaya. Ia juga memiliki sebuah Yacth (kapal pesiar) sebagai hadiah bagi prestasinya di Tianshi. Rencananya, ia ingin mendirikan sebuah sekolahan bermutu vagi anak-anak yang kurang mampu. Mungkin obsesinya ini adalah cerminan dari masa kanak-kanaknya sendiri yang merasakan sulitnya bersekolah sambil mencari uang utuk membiayainya.